Jumat, 31 Januari 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Istilah tes hanya populer di lingkungan persekolahan, tetapi juga diluar sekolah bahkan dimasyarakat umum. Kita sering mendengar istilah tes kesehatan, tes olahraga, tes makanan, tes kendaraan, dan lain-lain. Disekolah juga sering kita dengar istilah pretes, protes, tes formatif, tes sumatif, dan sebagainya. Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar. Tes ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Penggunaan tes dalam dunia pendidikan sudah dikenal sejak dahulu kala, sejak orang mengenal pendidikan itu sendiri. Artinya, tes mempunyai makna tersendiri dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes”.
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan tinjauan yang diajukan diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Jelaskan Pengertian Tes ?
2.    Sebutkan Jenis – Jenis Test dan Cara Pengembangannya ?
C.    Tujuan
1.    Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian test.
2.    Mahasiswa Dapat Mengetahui  Jenis – Jenis Test dan Cara Pengembangannya.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Test
Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes. Dalam kaitan dengan pembelajaran aspek tersebut adalah indikator pencapaian kompetensi. Istilah test diambil dari kata testum. Suatu pengertian dalam prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam – logam mulia. Ada pula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang terbuat dari tanah.
B.    Jenis – Jenis Test dan Cara Pengembangannya
1.    Pengembangan Tes Bentuk  Uraian (Essay Test)
Tes uraian adalah tes (seperangkat soal yang berupa tugas, pertanyaan) yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menyatakan jawabannya menurut kata - kata (kalimat sendiri).
Dilihat dari ruang lingkup, tes uraian dibedakan menjadi:
a.    Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya.
b.     Uraian bebas
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya.
Dalam melakukan penilaian guru harus mempunyai pedoman penskoran diantaranya adalah:
a)    Bentuk Uraian Objektif (BUO)
Bentuk uraian seperti ini memiliki sehimpunan jawaban dengan rumus yang relatif lebih pasti sehingga dapat dilakukan penskoran secara objektif. Sekalipun pemeriksa berbeda, tetapi dapat menghasilkan skor yang relatif sama.
Adapun langkah-langkah pemberian skor soal bentuk uraian objektif adalah:
1.    Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk setiap soal.
2.    Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah untuk jawaban yang kurang sempurna. Jawaban yang diberi skor 1 adalah jawaban yang sempurna. Jawaban yang lain adalah nilainya 0.
3.    Jika satu pertanyaan memiliki beberapa sub pertanyaan, perincian kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci sub jawaban dan buatkan skornya.
4.      Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal tersebut. Jumlah skor ini disebut dengan skor maksimum.
b)     Bentuk Uraian non Objektif (BUNO)
Bentuk soal seperti ini memiliki rumusan jawaban yang sama dengan rumusan jawaban uraian bebas, yaitu menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsur subjektivitas.
Adapun langkah-langkah pemberian skor  untuk soal bentuk uraian non objektif ini adalah sebagai berikut:
1.    Tulislah garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan pegangan dalam pemberian skor.
2.    Tetapkan rentang skor untuk setiap kriteria jawaban.
3.    Pemberian skor pada setiap jawaban bergantung pada kualitas jawaban yang diberikan oleh peserta didik.
4.    Jumlahklan skor-skor yang diperoleh dari setiap kriteria jawaban sebagai skor peserta didik.
5.    Periksalah soal untuk setiap nomor dari semua peserta didik sebelum pindah ke nomor soal yang lain.
6.    Jika setiap butir soal telah selesai diskor, hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik untuk setiap soal.
7.    Jumlahkan semua nilai yang diperoleh dari semua soal. Jumlah nilai ini disebut nilai akhir dari suatu perangkat tes yang diberikan.
c)    Metode Pengoreksian soal Bentuk Uraian
Untuk mengoreksi soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu;
1.    Metode pernomor
Disini guru mengoreksi hasil jawaban peserta didik untuk setiap nomor. Misalnya, guru mengoreksi nomor satu untuk seluruh peserta didik, kemudian nomor dua untuk seluruh peserta didik dan seterusnya.
2.    Metode per lembar
Disini guru mengoreksi setiap lembar jawaban peserta didik mulai dari nomor satu sampai dengan nomor terakhir.
3.    Metode bersilang
Guru mengoreksi jawaban peserta didik dengan jalan menukarkan hasil koreksi seorang korektor kepada korektor yang lain. Dengan kata lain, jika telah selesai dikoreksi oleh seorang korektor, lalu dikoreksi kembali oleh korektor yang lain.
Disamping metode - metode diatas, ada juga metode lain untuk mengoreksi jawaban soal bentuk uraian, yaitu;
a.    Analytical method
Yaitu suatu cara untuk mengoreksi jawaban peserta didik dan guru sudah menyiapkan sebuah model jawaban, kemudian dianalisis menjadi beberapa langkah atau unsur yang terpisah dan pada setiap langkah disediakan skor-skor tertentu.

b.    Sorting method
Yaitu metode memilih yang dipergunakan untuk memberi skor terhadap jawaban-jawaban yang tidak dibagi - bagi menjadi unsur-unsur. Jawaban - jawaban peserta didik harus dibaca secara keseluruhan.
d)    Analisis Soal Bentuk Uraian
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis soal bentuk uraian. Pertama, secara rasional, yang dilakukan sebelum tes itu digunakan/diuji cobakan seperti menggunakan kartu telaah. Kedua,  secara empiris yaitu menganalisis hasi ujian atau hasil uji coba secara kuantitatif.
e)    Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (kurang/tidak menguasai materi). Logikanya adalah peserta didik yang pandai tentu akan lebih mampu menjawab dibandingkan dengan peserta didik yang kurang pandai.
f)    Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks.
Kelebihan tes uraian dibandingkan tes objektif antara lain:
1.    Untuk mengukur proses berfikir tingkat tinggi
2.    Untuk mengukur hasil belajar yang kompleks dan tidak dapat diukur dengan tes objektif
3.    Waktu yang digunakan untuk menulis soal lebih cepat
4.    Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes obyektif yang baik
Kelemahan tes uraian dibandingkan tes objektif antara lain:
1.    Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan
2.    Sukar memeriksa jawaban siswa
3.     Hasil kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan menulis
4.     Hasil pemeriksaannya cenderung tidak tetap

Cara pengembangan tes uraian adalah sebagai berikut:
a)    Merumuskan tujuan tes
1.    Tes uraian dapat dibuat untuk bermacam-macam tujuan, seperti:
Pertama, tes yang bertujuan untuk mengadakan evaluasi belajar tahap akhir (EBTA) atau ujian lain yang sejenis dengan EBTA.
Kedua, tes yang bertujuan untuk mengadakan seleksi , misalnya untuk saringan masuk perguruan tinggi atau untuk penerimaan beasiswa untuk murid yang berbakat.
Ketiga, tes yang bertujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar murid, yang dikenal dengan tes diagnostic.
2.    Analisis Kurikulum atau Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan bobot setiap pokok bahasan yang akan dijadikan dasar dalam menentukan item atau butir soal dalam membuat kisi-kisi soal.
3.    Analisis Buku Pelajaran dan Sumber dari Materi Belajar Lainnya
Analisis buku pelajaran digunakan untuk menentukan bobot setiap pokok bahasan berdasarkan jumlah halaman materi yang termuat dalam buku pelajaran atau sumber materi belajar lainnya.
4.    Mengidentifikasi materi - materi yang cocok untuk dibuat dengan soal uraian
Tes uraian biasanya dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menganalisis yang dimiliki oleh siswa, atau menjelaskan prosedur, hubungan sebab-akibat, atau memberikan argumen-argumen yang relevan.
5.    Membuat kisi - kisi
Manfaat kisi - kisi adalah untuk menjamin sampel soal yang baik, dalam arti mencakup semua pokok bahasan secara proporsional.
6.    Penulisan soal disertai pembuatan kunci jawaban dan pedoman penskoran
Ada beberapa petunjuk dalam penulisan butir - butir soal seperti valid, dapat dikerjakan dengan kemampuan yang spesifik, dan berikan petunjuk pengerjaan soal secara lengkap dan jelas.
7.    Penelaahan kembali rumusan soal (oleh sendiri atau orang lain)
8.     Reproduksi tes terbatas
Tes yang sudah dibuat diperbanyak dalam jumlah yang cukup menurut jumlah sampel uji coba atau jumlah peserta.
9.    Uji Coba Tes
Sampel uji coba harus mempunyai karakteristik yang kurang lebih sama dengan karakteristik peserta tes yang sesungguhnya.
10.    Analisis hasil uji coba
Berdasarkan data hasil uji coba dilakukan analisis, terutama analisis butir soal yang meliputi validitas butir, tingkat kesukaran, dan fungsi pengecoh.
11.    Revisi soal
Apabila soal-soal yang valid belum memenuhi syarat berdasarkan hasil konfirmasi dengan kisi - kisi, dapat dilakukan perbaikan atau revisi soal.
12.    Merakit soal menjadi tes
Contoh Soal dan Pedoman Penskoran:
Indikator:  Siswa dapat menghitung isi bangun ruang (balok) dan mengubah satuan ukurannya.
Butir soal: Sebuah bak penampung air berbentuk balok berukuran panjang 150 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 75 cm. Mampu menyimpan berapa literkah isi bak penampung air tersebut?


Alternatif kunci jawaban dan penskoran
Langkah    Kunci Jawaban    Skor
1.    Rumus isi balok= panjang x lebar x tinggi    1
2.    =150 x 80 x 75    1
3.    =900.000 cm3    1
4.    Isi balok dalam liter= 900.000/1.000    1
5.    = 900 liter    1
    Skor maksimum    5


2.    Pengembangan Tes Bentuk Objektif
Tes objektif sering juga disebut dengan tes dikotomi  karena jawabannya antara benar  atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif karena penilaiannya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Macam – macamnya yaitu;
a.    Benar Salah
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta untuk menentukan pilihannya mengenai pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk mengerjakan soal.
b.    Pilihan Ganda
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesisi, dan evaluasi.
c.    Menjodohkan
Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan bentuk pilihan-pilihan ganda. Perbedaanya dengan bentuk pilihan ganda adalah pilihan ganda terdiri dari stem dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang dianggap paling tepat, sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukan kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukan kumpulan jawaban.

d.    Jawaban Singkat dan Melengkapi
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, soal tersebut berupa suatu kalimat bertanya yang dapat dijawab dengan singkat, berupa kata, frase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, dan lain-lain.
3.    Pengembangan Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Tes lisan  dapat berbentuk seperti berikut:
1.    Seorang guru menilai seorang peserta didik
2.    Seorang guru menilai sekelompok peserta didik
3.    Sekelompok guru menilai seorang peserta didik
4.    Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik.
4.    Pengembangan Tes Perbuatan
Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk  perilaku, tindakan, atau perbuatan. Lebih jauh Stigins (1994) mengemukakan  “tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.
 Tes - tes semacam inilah  yang dimaksud dengan tes perbuatan atau tindakan. Tes tindakan sebagai suatu teknik evaluasi banyak digunakan hampir setiap mata pelajaran, seperti olahraga, teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, kesenian, dan sebagainya. Tes tindakan dapat dilakukan secara kelompok dan individual. Secara kelompok berarti seorang guru menghadapi sekelompok peserta didik, sedangkan secara individual berarti seorang guru menghadapi seorang peserta didik. Tes tindakan sangat bermanfaat untuk mempelajari kemampuan atau perilaku peserta didik, karena secara objektif kesalahan - kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik selanjutnya.
Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tes tindakan adalah sebagai berikut:
1.    Satu - satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan, seperti keterampilan menggunakan komputer, keterampilan menggambar dan sebagainya.
2.    Sangat baik digunakan untuk mencocokan antara pengetahuan teori dan keterampilan praktik, sehingga hasil penilaian menjadi lengkap.
3.    Dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk menyontek.
4.    Guru dapat mengenal lebih dalam tentang karakteristik masing-masing peserta didik sebagai dasar tindakan lanjut hasil penilaian, seperti pembelajaran remidial.
Adapun kelemahan atau kekurangan dari tes tindakan ini adalah sebagai berikut:
1.    Memakan waktu yang lama.
2.      Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar.
3.    Cepat membosankan.
4.    Jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunayi arti apa-apa lagi.
5.    Memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu, tenaga, maupun biaya. Jika syarat - syarat tersebut tidak dipenuhi, maka hasil penilaian tidak dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.
5.    Nontes
1.     Pengertian Nontes
Teknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes.


2.    Jenis-Jenis Nontes
a.    Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Menurut cara dan tujuannya, obsevasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
1)    Partisipatif dan nonpartisipatif
2)    Observasi sistematis dan nonsistematis
3)    Observasi eksperimental
Cara pengembangan observasi:
1)    Merumuskan tujuan
2)    Merumuskan kegiatan
3)    Menyusun langkah-langkah
4)    Menyusun kisi-kisi
5)    Menyusun panduaan obsevasi
6)    Menyusun alat penilaian
Contoh observasi:
Guru mengamati cara anak melukis sudut 300.
b.    Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu teknik penilaian yang dilakukan dengan cara percakapan (dialog) yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informasi yang hendak digali.


Wawancara dibedakan menjadi 2 macam:
1.    Wawancara bebas
2.    Wawancara terpimpin
Cara pengembangan wawancara:
1.    Perumusan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara
2.    Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai
3.    Penyusunan kisi-kisi dan bentuk wawancara
4.    Penyusunan pedoman dan pertanyaan wawancara
5.    Lembaran penilaian
Contoh wawancara:
Guru menanyakan ke siswa :
“Bagaimana cara kamu menghitung volum dari gambar balok ini? “Mengapa kamu menggunakan cara tersebut?”
“Dari mana kamu mengetahui cara tersebut?”
c.    Angket (Questionaire)
Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori.
Ditinjau dari segi yang memberikan jawaban, angket dibedakan menjadi 2 macam:
1.    Angket langsung
2.    Angket tidak langsung
Ditinjau dari segi cara memberikan jawaban, angket dibedakan menjadi 2 macam:
1.    Angket tertutup
2.     Angket terbuka
Ditinjau dari strukturnya, angket dibedakan menjadi 2 macam:
1.    Angket terstruktur
2.    Angket tidak terstruktur


Cara pengembangan angket:
1.    Merumuskan tujuan
2.    Merumuskan kegiatan
3.    Menyusun langkah-langkah
4.    Menyusun kisi – kisi
5.    Menyusun panduan angket
6.    Menyusun alat penilaian
Contoh angket:
ANGKET MINAT SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran :…………………… Kelas/ Semester : …………………………
Hari/tanggal : ………………
Petunjuk
1.    Pada angket ini terdapat pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenaranya.
2.    Berilah jawaban yang benar sesuai dengan pilihanmu.
3.    Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
4.    Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih.
Keterangan Pilihan jawaban:
1. = sangat tidak setuju
2. = tidak setuju
3. = ragu-ragu
4. = setuju
5. = sangat setuju

PERNYATAAN
NO    Pertanyaan    Pilihan Jawaban
        1     2    3    4    5
1.    Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami menjadi antuasias terhadap materi pelajaran                   
d.    Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)
Pemeriksaan dokumen adalah evaluasi mengenai kemajuan siswa atau objek yang diteliti dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen - dokumen, misalnya: riwayat hidup.
e.    Sosiometri
Sosiometri adalah suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian dan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk menilai hubungan sosial dan tingkah laku sosial dari murid-murid dalam suatu kelas, yang meliputi struktur hubungan individu, susunan antar individu dan arah hubungan sosial.
Cara pengembangan sosiometri:
1.    Pemilihan teman
2.     Pembuatan tabel
3.    Pembuatan gambar/sosiogram
f.     Skala Bertingkat (Rating Scale)
Skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angka diberikan secara bertingkat dari angka terendah sampai angka paling tinggi. Angka - angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan  bahwa; Istilah tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu testum, berarti piring yang digunakan untuk  memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti pasir, tanah dan sebagainya. 
Cara pengembangan instrumen jenis tes uraian antara lain: merumuskan tujuan tes, analisis kurikulum atau Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP), analisis buku pelajaran dan sumber dari materi belajar lainnya, mengidentifikasi materi-materi yang cocok untuk dibuat dengan soal uraian, membuat kisi-kisi, penulisan soal disertai pembuatan kunci jawaban dan pedoman penskoran, penelaahan kembali rumusan soal (oleh sendiri atau orang lain), reproduksi tes terbatas, uji coba tes, analisis hasil uji coba, revisi soal, merakit soal menjadi tes.
Cara pengembangan instrumen jenis nontes antara lain: merumuskan tujuan, merumuskan kegiatan, menyusun langkah-langkah, menyusun kisi-kisi, menyusun panduan angket, menyusun alat penilaian.
B.    Saran
Dengan membaca makalah ini, kita diharapkan dapat memahami apa itu tes, dan mengetahui apa saja jenis - jenis test serta pengembangannya.









DAFTAR PUSTAKA


 Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibnu Soim Pengembangan Instrumen 2 Htm
Http//:Instrumen%20evaluasi%20jenis%20tes.Htm
Http//:Pengembangan-Instrumen-Evaluasi-Jenis_15.Html
Http//:Pengembangan%20tes%20uraian%20dan%20non%20tes%20_%20p4mri%20stkip%20pgri%20sidoarjo.Htm







Tidak ada komentar:

Posting Komentar